Kamis, 02 Desember 2010

favoriteee artikel

Lately, He Taught Me a Lot :)
Dina Ayu
| 03 December 2010 | 08:56
Total Read

“Ketika kamu bisa sedikit tenang, kamu akan lebih mampu mendengar suara-Nya yang tengah berbicara kepadamu…”

Dan Ia berbicara kepadaku melalui segala hal yang ada di sekitarku…

Sahabat-sahabatku, pacarku, keluargaku, orang2 yang tak kukenal, buku yang kubaca, film yang kutonton..

Lately, He taught me a lot..

And it was amazing :)

1. Don’t take it personally

Manusia itu punya karakter yang berbeda-beda, dan ketika kamu belum terlalu mengenalnya, ada baiknya untuk tidak terlalu cepat memberi penilaian atas sikapnya kepadamu. Mungkin saja, sikapnya kelihatan ‘kurang bersahabat’ denganmu, tapi jangan lantas kau menyimpulkan bahwa ia membencimu atau ia tidak menyukaimu. Ya, mungkin kau hanya salah menginterpretasikan sikapnya yang kau anggap ‘kurang bersahabat’ itu. Kenalilah dia dan kau akan menemukan bahwa mungkin itu memang bagian dari sifatnya, yang salah kau interpretasikan sebagai bentuk kebenciannya hanya kepadamu. Don’t take it personally :)

2. Keep Your Eye on the Big Picture

“Watch out for your tendency to become obsessed with details. If you find yourself feeling very, very strongly about a small detail, take a big step back and make sure that you can still see the goal. You’re not going to get there if you get mired in the details”

Gag sengaja baca ini di sebuah situs internet tentang kepribadian. It means, gag ada salahnya mendalami detail2 kecil, namun ada kalanya kita kadang harus mengambil beberapa langkah ke belakang, untuk melihat gambaran yang seutuhnya. Seperti halnya ketika menghadapi sebuah masalah, seringkali kita hanya terfokus pada salah satu aspek dari masalah itu, klo dalam istilah Jawa: “mbulet” di situ. Padahal, aspek itu mungkin saja bukanlah pokok dari masalah yang sebenarnya.

3. Just Look Around and Listen

Sering mendengarnya, namun begitu sulitnya mempraktekkan hal ini. Ketika menghadapi suatu masalah, kemungkinan seseorang akan merasa bahwa ialah orang yang paling menderita. Tak ada masalah yang lebih berat daripada masalahnya. Apakah dengan berpikir seperti ini, akan membantu banyak? Jawabannya tidak. Ya, pada akhirnya kau hanya akan semakin tenggelam dalam masalah2mu itu saja yang akan membuatmu merasa semakin tertekan. Tapi, bagaimana jika sejenak saja kau menarik diri dari semua masalah2mu, mencoba untuk mendengar dan melihat apa yang terjadi di sekelilingmu, mungkin kau akan menemukan sesuatu. Bahwa ternyata, setiap orang punya masalahnya sendiri, dan tanpa benar2 merasakannya, mungkin tak bijak jika kita memberi penilaian masalah siapa atau apa yang paling berat. Tapi paling tidak dengan melihat dan mendengar, kau akan menemukan suatu fakta bahwa: Kau bukanlah satu-satunya orang di dunia ini yang mempunyai masalah. Dan yang pasti, kesediaanmu untuk mendengar adalah salah satu bentuk support yang kau berikan untuk mereka, paling tidak untuk memberi mereka keyakinan bahwa “Aku di sini dan kau tidak sendiri”

4. Don’t blame the problems in your life on other people

Apakah dengan mencari siapa yang salah, siapa yang menyebabkan penderitaanmu ini, akan menyelesaikan masalahmu? Akan bisa mengubah masa lalumu? Jawabannya tidak. Yang akan timbul hanyalah kebencian yang terus kau pupuk. Seringkali apa yang terjadi tidaklah berjalan seperti yang kau ingini. Seringkali apa yang pernah kau alami dulu, masih kau rasakan sakitnya sampai sekarang, bahkan masih bisa kaurasakan bagaimana hal itu benar-benar mempengaruhi hidupmu kini. Dan apakah kau akan membiarkannya terjadi begitu saja, seperti ini, terus menerus membiarkannya mempengaruhi hidupmu? No one has more control over your life than God has and You have.

5. Forgiveness gives you a big power, it heals you

Dalam salah satu adegan dalam anime Avatar: The Last Airbender ada satu scene di mana Aang berkata pada Katara bahwa: “Hal pertama yang harus kau lakukan untuk menyembuhkan dirimu adalah dengan memaafkan”. Kebencian adalah kekuatan destruktif, dan hal pertama yang ia rusak adalah diri orang yang memilikinya. Salah satu yang ia perbuat adalah membuatmu kehilangan kemampuan untuk memaafkan. Membuatmu melupakan banyak sekali kemungkinan dan kepastian. Kemungkinan bahwa orang yang kau benci mungkin saja tak mengerti bahwa apa yang ia lakukan menyakitkan bagimu dan bahwa mungkin ia memiliki alasan besar kenapa ia melakukannya. Kepastian bahwa kita adalah manusia, makhluk yang tak luput dari kesalahan. Dan jika Tuhan saja bisa mengampuni, kenapa kita tidak.Dengan memaafkan, sesungguhnya kau memberikan kesempatan bagi dirimu untuk bangkit dan membuka matamu bahwa, jalan yang ada di depanmu masih panjang. Indahnya hidupmu sekarang dan yang akan datang tak pernah ditentukan oleh betapa buruknya masa lalumu.

Dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu,

dan kau tak tahu jalan mana yang harus kauambil, janganlah memilihnya dengan asal saja,

tetapi duduklah dan tunggulah sesaat…

Tariklah napas dalam2, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di dunia ini.

Jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatianmu, tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi…

Berdiam dirilah, tetap hening dan dengarkanlah hatimu…

Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah dan pergilah ke mana hati membawamu….

(Va’ dove ti porta il cuore)